Pengenalan Gedung Bank Indonesia Cirebon
Gedung Bank Indonesia di Cirebon adalah salah satu bangunan bersejarah yang memiliki nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi. Terletak di Jalan Yos Sudarso No.5-7, Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, gedung ini awalnya merupakan kantor cabang dari De Javasche Bank (DJB), sebuah bank swasta yang didirikan pada masa Hindia Belanda. Gedung ini tidak hanya menjadi saksi bisu perkembangan ekonomi di Cirebon, tetapi juga mencerminkan gaya arsitektur kolonial yang khas.
Sejarah Awal Pendirian
De Javasche Bank (DJB) didirikan untuk membantu perekonomian Hindia Belanda setelah kejatuhan VOC. DJB berperan sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Kantor cabang di Cirebon ini merupakan cabang kelima yang didirikan oleh DJB setelah Semarang, Surabaya, Padang, dan Makassar. Gedung ini mulai beroperasi pada tahun 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cirebon.
Arsitektur dan Desain
Gedung Bank Indonesia Cirebon dirancang oleh biro arsitek terkenal di zaman Belanda. Pada awalnya, gedung ini hanya berlantai satu dengan gaya Neo-Klasik. Namun, seiring perkembangan waktu, gedung ini direnovasi menjadi bertingkat dengan gaya Art Deco pada tahun 1919. Renovasi ini dilakukan oleh Jan Marianus Gerritzen, anak dari direktur M.J. Gerritzen, yang menandai peletakan batu pertama pada 21 September 1919.
Peran dalam Perekonomian
Sebagai kantor cabang DJB, gedung ini memiliki peran penting dalam perekonomian Cirebon. DJB tidak hanya membantu perekonomian negara tetapi juga berperan sebagai bank sirkulasi yang mencetak dan mengedarkan uang. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini kemudian menjadi kantor Bank Indonesia, yang tetap mempertahankan fungsi dan peran pentingnya dalam perekonomian lokal hingga saat ini.
Lokasi dan Lingkungan Sekitar
Gedung Bank Indonesia Cirebon terletak di kawasan yang memiliki banyak bangunan bersejarah lainnya. Di sekitar gedung ini, terdapat bangunan-bangunan dengan ciri khas kolonial yang sangat kental, seperti Gedung Bundar, Gedung sekolah SMPN 14 Kota Cirebon, Gereja Kristen Pasundan, dan Gereja Santo Yusuf. Kawasan ini dulunya merupakan pusat dari Keresidenan Cirebon, sehingga tidak mengherankan jika banyak bangunan tua bekas peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri hingga hari ini.
Pemugaran dan Pelestarian
Seiring berjalannya waktu, Gedung Bank Indonesia Cirebon mengalami beberapa kali pemugaran untuk mempertahankan keaslian dan keindahan arsitekturnya. Meskipun sudah direnovasi, unsur bangunan kolonial masih terlihat jelas, terutama pada bagian depan gedung yang memiliki pintu dan jendela besar dengan ventilasi khas zaman kolonial. Pemugaran ini dilakukan untuk memastikan bahwa gedung ini tetap kokoh dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan hingga saat ini.
Nilai Sejarah dan Budaya
Gedung Bank Indonesia Cirebon tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi tetapi juga menjadi simbol penting dalam perkembangan kota Cirebon. Gedung ini mencerminkan pola pembangunan khas kolonial yang berpusat pada satu tempat, terutama daerah perkotaan. Selain itu, gedung ini juga menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi, sehingga keberadaannya tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Kesimpulan
Gedung Bank Indonesia di Cirebon adalah salah satu peninggalan bersejarah yang memiliki nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi. Dari awal pendiriannya sebagai kantor cabang De Javasche Bank hingga menjadi kantor Bank Indonesia, gedung ini telah memainkan peran penting dalam perekonomian Cirebon. Dengan arsitektur kolonial yang khas dan lokasi yang strategis, gedung ini tetap menjadi salah satu ikon penting di kota Cirebon.
: Menyusuri Jejak Bangunan Bersejarah di Kota Tua Cirebon – detikcom
: Sejarah Gedung Bank Indonesia Cirebon, Dirancang Biro Arsitek Terkenal Zaman Belanda – Harapan Rakyat
: Wisata Gedung Bank Indonesia Cirebon – Visit Cirebon
: Gedung Bank Indonesia (Cirebon) – Review – Tripadvisor