Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Kaliwadas
Pondok Pesantren Kaliwadas, yang dikenal juga dengan nama Pesantren Tarbiyatul Banin, didirikan pada tahun 1989 atas inisiatif para wali santri yang memondokkan anak-anak mereka di Pondok Pesantren Manba’ul Hisan di Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Pada saat itu, banyak anak-anak dari Cirebon yang mondok di pesantren yang diasuh oleh KH. Muhammad Bin Sofwan. Para wali santri asal Cirebon ini kemudian membentuk jamaah yang disebut Jami’iyah Walidul Banin Walbanat.
KH. Muhammad Bin Sofwan mengusulkan agar di Cirebon didirikan pesantren khusus anak-anak, mengingat banyaknya anak-anak dari wilayah Cirebon yang dipondokkan di Pesantren Manba’ul Hisan Gresik. Dengan begitu, masyarakat Cirebon tidak perlu jauh-jauh memondokkan anaknya sampai ke Gresik. Akhirnya, berdirilah Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin di Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, Cirebon.
Fasilitas dan Infrastruktur
Pondok Pesantren Kaliwadas memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar serta kehidupan sehari-hari para santri. Beberapa fasilitas yang tersedia di pesantren ini antara lain:
- Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD): Untuk pendidikan dasar para santri.
- Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP): Pendidikan menengah pertama.
- Madrasah Aliyah (MA/SMA): Pendidikan menengah atas.
- Tahfidzul Qur’an: Program khusus untuk menghafal Al-Qur’an.
- Laboratorium: Untuk mendukung pembelajaran sains dan teknologi.
- Poli Kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan bagi santri.
- Koperasi: Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para santri.
Selain itu, pesantren ini juga memiliki fasilitas olahraga, asrama yang nyaman, serta ruang-ruang kelas yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar.
Kurikulum dan Program Pendidikan
Pondok Pesantren Kaliwadas menerapkan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum. Pada awalnya, pesantren ini menekankan pendidikan pada penguasaan baca Qur’an ala pondok pesantren Mamba’ul Hasan Sidayu. Namun, seiring berjalannya waktu, pesantren ini menyediakan pilihan lanjutan bagi santri yang telah menghatamkan Al-Qur’an, antara lain:
- Tafidzil Qur’an: Program khusus untuk menghafal Al-Qur’an secara mendalam.
- Ta’limul Kutub: Program pembelajaran kitab-kitab klasik Islam.
Selain itu, pesantren ini juga membuka Madrasah Diniyah Miftahul Mubtadiin untuk santri usia SD dan Madrasah Diniyah Ash-sidiqiyyah untuk santri usia MTs/MA. Dengan demikian, para santri mendapatkan pendidikan agama yang komprehensif sejak usia dini hingga remaja.
Kemandirian Ekonomi Pesantren
Pondok Pesantren Kaliwadas dikenal sebagai salah satu pesantren mandiri di Indonesia. Kemandirian ekonomi pesantren ini didorong oleh berbagai usaha yang dilakukan oleh pengelola pesantren. Salah satu usaha yang menonjol adalah bisnis tebu yang dijalankan oleh KH. Nashiruddin Siddiq, pendiri pesantren.
Selain itu, pesantren ini juga memiliki berbagai unit usaha lain seperti koperasi dan pertanian yang dikelola oleh para santri dan pengelola pesantren. Dengan adanya unit-unit usaha ini, pesantren mampu membiayai operasionalnya secara mandiri tanpa bergantung sepenuhnya pada donasi dari luar.
Prestasi dan Penghargaan
Pondok Pesantren Kaliwadas telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan baik di tingkat lokal maupun nasional. Beberapa prestasi yang diraih oleh pesantren ini antara lain:
- Juara Lomba Tahfidzul Qur’an: Santri-santri dari pesantren ini seringkali meraih juara dalam lomba tahfidzul Qur’an di berbagai tingkat.
- Penghargaan Pesantren Mandiri: Pesantren ini diakui sebagai salah satu pesantren mandiri oleh Kementerian Agama.
- Prestasi Akademik: Santri-santri dari pesantren ini juga seringkali meraih prestasi akademik di sekolah-sekolah formal yang mereka ikuti.
Prestasi-prestasi ini menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Kaliwadas tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga mendorong santri untuk berprestasi di berbagai bidang.
Kehidupan Sehari-hari di Pesantren
Kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren Kaliwadas diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses pendidikan dan pembentukan karakter santri. Kegiatan harian para santri biasanya dimulai dengan shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan pengajian pagi, dan kemudian kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pada siang hari, para santri mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan keterampilan. Malam harinya, setelah shalat isya berjamaah, para santri mengikuti pengajian malam dan mengulang pelajaran yang telah diajarkan di kelas.
Dengan jadwal yang teratur dan disiplin, para santri diharapkan dapat mengembangkan diri secara optimal baik dalam aspek akademik maupun spiritual.
: Laduni.id
: Dunia Santri
: Info Pesantren