Pesona dan Keunikan Baju Pernikahan Adat Cirebon

Andini Rahayu

Sejarah dan Asal Usul Baju Pernikahan Adat Cirebon

Baju pernikahan adat Cirebon memiliki sejarah panjang yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Cirebon. Terletak di pesisir utara Jawa Barat, Cirebon merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Pulau Jawa. Pengaruh budaya Islam dan Sunda sangat kental dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Cirebon, termasuk dalam busana pernikahan.

Busana pengantin adat Cirebon dikenal dengan keindahan dan keunikannya yang memadukan elemen-elemen budaya lokal dan pengaruh Islam. Pakaian ini tidak hanya berfungsi sebagai busana seremonial, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan identitas budaya.

Desain dan Motif Baju Pengantin Wanita

Baju pengantin wanita Cirebon umumnya disebut "Payet Kembang Bokor". Busana ini memukau dengan warna-warna cerah dan detail payet yang rumit. Payet tersebut membentuk motif bunga yang khas, menciptakan tampilan elegan dan anggun. Warna-warna yang digunakan dalam busana ini biasanya mencerminkan makna tertentu, seperti hijau yang melambangkan kesabaran dan kuning yang melambangkan kebesaran.

Selain itu, busana pengantin wanita juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti mahkota, kalung, dan gelang yang menambah kesan mewah dan anggun. Setiap detail dalam busana ini memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Cirebon.

Busana Pengantin Pria: Dhodot

Pria yang akan menikah mengenakan dhodot, sebuah busana tradisional pria Jawa. Dhodot adalah kain panjang yang dililitkan di tubuh dengan cara tertentu sehingga menciptakan tampilan yang elegan dan berwibawa. Warna dan motif dhodot biasanya disesuaikan dengan busana pengantin wanita untuk menciptakan keselarasan dalam penampilan pasangan pengantin.

Selain dhodot, pengantin pria juga mengenakan berbagai aksesoris seperti ikat kepala, kalung, dan cincin yang menambah kesan mewah dan berwibawa. Setiap aksesoris ini juga memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Cirebon.

BACA JUGA:  Review Hotel Cirebon yang Ada Kolam Renangnya

Rangkaian Acara Pernikahan Adat Cirebon

Pernikahan adat Cirebon terdiri dari rangkaian acara seremonial yang mencerminkan perpaduan budaya Sunda dan Islam. Rangkaian acara ini dimulai dengan prosesi njegog atau tetali, yaitu momen ketika utusan pihak pria datang ke rumah orang tua pihak perempuan untuk menyampaikan keinginannya meminang anak mereka.

Setelah lamaran diterima, pihak pria akan kembali datang untuk mengantarkan seserahan yang biasanya berupa buah-buahan, umbi-umbian, sayur-mayur, serta mas picis yaitu mas kimpoi berupa perhiasan dan uang. Rangkaian acara selanjutnya adalah siram tawandari, yaitu siraman untuk kedua calon pengantin yang dilakukan dengan menggunakan air yang telah diberi doa.

Makna Simbolis dalam Busana Pernikahan Adat Cirebon

Setiap elemen dalam busana pernikahan adat Cirebon memiliki makna simbolis yang mendalam. Warna-warna yang digunakan dalam busana ini mencerminkan nilai-nilai tertentu seperti kesabaran, kebesaran, dan keanggunan. Motif-motif yang digunakan dalam busana ini juga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Cirebon.

Selain itu, aksesoris yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita, misalnya, melambangkan kebesaran dan keanggunan, sementara ikat kepala yang dikenakan oleh pengantin pria melambangkan kebijaksanaan dan kewibawaan.

Peran Busana Pernikahan Adat Cirebon dalam Melestarikan Budaya

Busana pernikahan adat Cirebon tidak hanya berfungsi sebagai busana seremonial, tetapi juga sebagai alat untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Cirebon kepada generasi muda. Dengan memahami sejarah, nilai-nilai, dan makna simbolis dari busana ini, kita dapat meresapi kearifan lokal dan memahami bagaimana hal itu berinteraksi dengan nilai-nilai global.

Selain itu, busana pernikahan adat Cirebon juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat budaya dan tradisi masyarakat Cirebon. Dengan demikian, busana ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol identitas budaya, tetapi juga sebagai alat untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi lokal.

BACA JUGA:  Info RSU Muhammadiyah Cirebon

: Kompasiana
: Yes I Do
: Kompasiana
: Kompasiana
: Kompasiana

Also Read

Bagikan:

Avatar photo

Andini Rahayu

Menyukai hal yang baik-baik.....