Review Kerupuk Khas Cirebon

Andini Rahayu

Sejarah Kerupuk Khas Cirebon

Kerupuk khas Cirebon, terutama kerupuk melarat, memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Kerupuk ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920-an. Pada masa itu, kerupuk melarat mulai populer sebagai makanan alternatif masyarakat Kota Cirebon. Nama "melarat" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti miskin, mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat pada masa itu yang tidak mampu membeli minyak goreng sehingga menggunakan pasir sebagai pengganti.

Proses Pembuatan Kerupuk Melarat

Kerupuk melarat memiliki proses pembuatan yang unik dan berbeda dari kebanyakan kerupuk lainnya. Kerupuk ini tidak digoreng menggunakan minyak, melainkan menggunakan pasir yang sudah dipanaskan. Proses ini dimulai dengan mencampur tepung tapioka dengan air hangat dan garam, kemudian adonan tersebut dicetak dan dikukus hingga matang. Setelah itu, kerupuk dijemur hingga kering sebelum akhirnya digoreng menggunakan pasir panas.

Pasir yang digunakan untuk menggoreng kerupuk melarat harus dicuci dan dijemur terlebih dahulu untuk memastikan kebersihannya. Proses penggorengan dengan pasir ini memberikan tekstur yang renyah dan rasa yang khas pada kerupuk melarat.

Ragam Kerupuk Khas Cirebon

Selain kerupuk melarat, Cirebon juga memiliki berbagai jenis kerupuk lainnya yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah kerupuk lemes khas Karangsari. Kerupuk ini dibuat dengan cara yang mirip dengan kerupuk melarat, namun memiliki variasi dalam bumbu dan cara penyajiannya. Ada versi kuah, versi kering, dan versi mentahan yang dibumbui, memberikan pilihan rasa yang beragam bagi para penikmatnya.

Cita Rasa dan Keunikan Kerupuk Melarat

Kerupuk melarat memiliki cita rasa yang gurih dan tekstur yang renyah. Warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan putih polos membuatnya menarik secara visual. Kerupuk ini sering dijadikan oleh-oleh khas Cirebon dan mudah ditemukan di toko-toko pinggir jalan atau tempat wisata.

BACA JUGA:  Review Rumah Sakit UMC Cirebon

Keunikan lain dari kerupuk melarat adalah cara penggorengannya yang menggunakan pasir, bukan minyak. Hal ini tidak hanya menghemat biaya produksi tetapi juga memberikan rasa yang berbeda dari kerupuk pada umumnya.

Kerupuk Melarat sebagai Warisan Budaya

Kerupuk melarat telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kabupaten Cirebon. Pengakuan ini tidak hanya meningkatkan penjualan kerupuk melarat tetapi juga membantu melestarikan tradisi kuliner khas Cirebon. Produsen kerupuk melarat seperti Siti Rukoyah dari Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, telah melanjutkan bisnis keluarga yang dimulai sejak tahun 1980.

Popularitas dan Permintaan Kerupuk Melarat

Kerupuk melarat menjadi salah satu oleh-oleh pilihan wisatawan saat berkunjung ke Cirebon. Selama liburan, penjualan kerupuk melarat meningkat signifikan, hampir dua kali lipat dari penjualan hari biasa. Hal ini menunjukkan bahwa kerupuk melarat tidak hanya populer di kalangan masyarakat lokal tetapi juga diminati oleh wisatawan dari berbagai daerah.

Tantangan dan Harapan Produsen Kerupuk Melarat

Meskipun popularitas kerupuk melarat terus meningkat, produsen menghadapi berbagai tantangan, terutama selama pandemi COVID-19 ketika penjualan menurun drastis. Namun, dengan kesabaran dan dedikasi, produsen seperti Siti Rukoyah berhasil mempertahankan bisnis mereka. Mereka berharap kerupuk melarat terus menjadi makanan tradisional yang tidak tergilas oleh makanan modern.

Kerupuk melarat bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga bagian dari warisan budaya dan sejarah Cirebon. Dengan rasa yang khas dan proses pembuatan yang unik, kerupuk ini terus menarik perhatian dan menjadi favorit banyak orang.

: Good News From Indonesia
: Detik
: Cookpad
: Merdeka

Also Read

Bagikan:

Avatar photo

Andini Rahayu

Menyukai hal yang baik-baik.....