Sejarah Perbankan di Cirebon
Cirebon, sebuah kota di pesisir utara Jawa Barat, memiliki sejarah perbankan yang kaya dan beragam. Salah satu bangunan bersejarah yang menonjol adalah Gedung Bank Indonesia di Cirebon. Gedung ini awalnya dibangun pada tahun 1919 oleh arsitek F.D. Ciypers & Hulswit dalam gaya art deco. Kini, gedung ini berfungsi sebagai cabang Bank Indonesia di Cirebon dan menjadi salah satu warisan budaya yang dilindungi oleh pemerintah setempat.
Bank-Bank Utama di Cirebon
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan banyak cabang di Cirebon. BRI dikenal dengan layanan perbankan yang menyasar masyarakat pedesaan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di Cirebon, BRI memiliki beberapa cabang yang tersebar di berbagai lokasi strategis untuk memudahkan akses bagi nasabah.
Bank Negara Indonesia (BNI)
Bank Negara Indonesia (BNI) juga memiliki kehadiran yang kuat di Cirebon. BNI menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan, mulai dari tabungan, kredit, hingga layanan perbankan digital. BNI di Cirebon sering kali menjadi pilihan bagi nasabah yang membutuhkan layanan perbankan yang cepat dan efisien.
Bank Mandiri
Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang juga memiliki beberapa cabang di Cirebon. Bank ini menawarkan berbagai produk perbankan, termasuk tabungan, deposito, kredit, dan layanan perbankan digital. Bank Mandiri di Cirebon dikenal dengan layanan nasabah yang baik dan fasilitas yang lengkap.
Kinerja Perbankan di Cirebon
Pertumbuhan Kredit
Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, sektor perbankan di wilayah Ciayumajakuning, yang mencakup Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan, menunjukkan pertumbuhan yang positif hingga triwulan II tahun 2024. Kinerja 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah ini menunjukkan pertumbuhan kredit sebesar 1,10% year-on-year (yoy) dengan total penyaluran mencapai Rp2,10 triliun.
Non-Performing Loan (NPL)
Non-performing loan (NPL) di wilayah Ciayumajakuning mengalami penurunan dari 24,8% menjadi 19,78%, yang menunjukkan peningkatan kualitas kredit. Meski demikian, total aset BPR turun tipis sebesar 0,63% menjadi Rp2,66 triliun, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 7,17% menjadi Rp2,12 triliun.
Lembaga Keuangan Non-Bank
Selain bank, OJK Cirebon juga mengawasi kinerja Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Pada triwulan II 2024, LKM mencatatkan penurunan aset sebesar 10,49% menjadi Rp22,13 miliar, sementara penyaluran pinjaman turun 23,55% menjadi Rp19,69 miliar. Sebaliknya, LKMS menunjukkan kinerja yang positif dengan peningkatan aset sebesar 10,23% dan kenaikan DPK hingga 63,61%.
Pasar Modal di Cirebon
Di sektor pasar modal, jumlah investor di Ciayumajakuning tercatat mencapai 301.598 orang hingga Juni 2024, tumbuh sebesar 5,66% yoy. Meskipun demikian, transaksi saham menurun 18,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. OJK Cirebon secara aktif mengedukasi masyarakat melalui Sekolah Pasar Modal yang digelar tujuh kali sepanjang tahun ini.
Program Literasi Keuangan
OJK Cirebon juga meningkatkan literasi keuangan melalui program "Duta Literasi" yang melibatkan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) sebagai agen literasi keuangan. Selain itu, OJK berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga keuangan lainnya dalam memperluas inklusi keuangan di daerah melalui berbagai program seperti Kredit Melawan Rentenir (K/PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
: Tripadvisor – Bank Indonesia Building
: iNewsCirebon – OJK Cirebon Jaga Stabilitas Sektor Keuangan
: CirebonPos – Tumbuh Positif, OJK Cirebon Catat Stabilitas Jasa Keuangan