Latar Belakang Pondok Pesantren Aliran Sesat di Cirebon
Pondok pesantren di Cirebon yang dikenal sebagai aliran sesat telah menarik perhatian banyak pihak. Salah satu yang paling terkenal adalah Pondok Pesantren Al Maghfurullah. Pesantren ini pertama kali terungkap pada tahun 2014 dan sejak itu menjadi topik hangat di berbagai media. Pesantren ini terletak di Jl. Raya Sunan Gunung Jati, Gang Soban, Klayan, Cirebon, Jawa Barat.
Pemimpin dan Ajaran Kontroversial
Pemimpin pesantren ini, Kiai Kaharudin Abdul Qodir Jaelani, yang juga dikenal sebagai Mama Guru Syekh Klayan, mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ajaran ini tentu saja sangat kontroversial dan bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Kiai Kaharudin memerintahkan para muridnya untuk mengingat wajahnya sepanjang menjalankan ibadah, dan jika tidak, ibadah mereka dianggap sia-sia dan menjadi dosa besar.
Kegiatan dan Ritual di Pesantren
Kegiatan di pesantren ini sangat tertutup dari masyarakat sekitar. Bahkan, masyarakat umum tidak diperbolehkan menggunakan masjid pesantren untuk beribadah. Kiai Kaharudin juga sering melakukan aksi penerawangan untuk melihat masa depan dan memerintahkan murid-muridnya untuk meminta ampun kepadanya jika mereka tidak mempercayainya. Jika ada yang keluar dari pesantren, mereka akan disebut sebagai iblis dan kafir.
Reaksi Masyarakat dan Penutupan Paksa
Keberadaan pesantren ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat. Pada tahun 2014, anggota Almanar atau Aliansi Masyarakat Nahi Munkar bersama aparat kepolisian menutup paksa pesantren ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cirebon sempat memanggil Kiai Kaharudin dan mengingatkannya untuk tidak menyebarkan ajaran sesat, namun peringatan tersebut tidak diindahkan.
Kondisi Pesantren Setelah Penutupan
Setelah penutupan paksa, bangunan pesantren ini menjadi terbengkalai. Tidak ada yang mengurusnya selama bertahun-tahun, sehingga sebagian dinding bangunan pun sudah roboh akibat termakan usia. Kondisi ini mencerminkan betapa seriusnya dampak dari ajaran sesat yang pernah disebarkan di tempat ini.
Dampak Sosial dan Psikologis
Dampak dari ajaran sesat ini tidak hanya dirasakan oleh para murid yang pernah belajar di sana, tetapi juga oleh masyarakat sekitar. Banyak dari mereka yang merasa tertipu dan mengalami trauma psikologis akibat ajaran yang menyimpang tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan terhadap lembaga pendidikan agama agar tidak menyimpang dari ajaran yang benar.
Upaya Pemulihan dan Edukasi
Setelah penutupan pesantren, berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan kondisi masyarakat dan memberikan edukasi yang benar tentang ajaran Islam. MUI dan berbagai organisasi Islam lainnya terus berupaya untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh ajaran sesat. Edukasi ini sangat penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
: Kisah Pesantren Aliran Sesat di Cirebon yang Menciptakan Tuhan Baru
Artikel ini memberikan gambaran yang mendalam tentang pondok pesantren aliran sesat di Cirebon, dari latar belakang hingga dampak sosial yang ditimbulkannya. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.